January 2020 ~ BPUN GROBOGAN

Lembaga Pendampingan Belajar Pasca Ujian Nasional, untuk anakanak kelas 12 SMK/SMA/MA Sederajat yang memiliki niat dan tekad yang kuat untuk kuliah dengan beasiswa,

KEYAKINAN DAPAT MENGALAHKAN SEGALANYA





Assalamualaikum wr.wb.
Ketika terbit tiba
Ribuan cinta jadi satu
Jadi semangat
Tuk kutempuh jalan baru
Kilau cahaya
Menghapus berbagai sendu
Tercapai cita
Sebuah perjuangan yang telah lalu
Hiasan bahagia
Timbul sedikit haru
Serta doa yang kupanjatkan untuk-Nya
Mengingatku tuk bersyukur selalu

Aku Arditia Widia Putra, teman-teman memanggilku putra. Mahasiswa Falkutas Syariah Prodi S1 Hukum Keluarga Islam di IAIN Salatiga. Syukur tak henti kucurahkan. Impian yang dulu hanya angan, kini terpampang dengan jadinya mahasiswa di kampus impian. lebih-lebih mendapatkan Bidikmisi, dan ini adalah sepenggal kisahku sebelum masuk kuliah dan mendapatkan Bidikmisi.

kelas tiga Madrasah Aliyah. Saat kebingungan melanda mau kemana. Kerja atau mengejar cita-cita. Keluarga yang hanya mampu mengenyam pendidikan sekolah dasar sederajat, sementara anaknya bercita-cita setinggi gunung di awan sana. Sukar di otak bukan? 

Aku hanyalah seorang anak desa, bapakku bekerja sebagai petani, dan ibuku seorang ibu rumah tangga. Penghasilan yang mereka dapatkan tak seberapa, hanya cukup untuk makan sehari-hari dan terkadang buat kebutuhan sehari-haripun masih kurang. Tahun itu adalah masa-masa sulit bagiku, keluargaku, keadaan keluargaku juga mulai berubah, masalah silih berganti. Gali lubang tutup lubang menjadi kebiasaan keluargaku. 

Biaya sekolahku sering tersendat bahkan setelah lulus sekolahpun aku masih punya tagihan SPP selama 1 setengah tahun, sampai-sampai ijazah MA ku pun masih ditahan di sekolah. Hal itulah yang menguras mentalku, aku takut bercita-cita tinggi, apalagi berfikir untuk kuliah, apakah aku bisa, sedangkan keadaan ekonomi keluargaku bisa dikatakan masih kurang.

Namun tekadku mulai berubah semenjak aku mendengar guru BK sering bercerita tentang perjuangan beliau untuk kuliah dan berbicara tentang beasiswa di dunia perkuliahan. Aku berfikir lebih rasional, kalau aku tidak kuliah aku mau kerja apa? Apakah orang tuaku bisa bangga padaku? Apakaah aku bisa menggapai cita-citaku dengan lulusan MA? Pertanyaan demi pertanyaan kini mulai muncul.

Dan saat itulah aku mulai aktif berkomunikasi dengan guru BK di sekolahku. Aku sering menanyakan bagaimana cara mendaftar kuliah dan mendapatkan beasiswa. Dari semua informasi yang aku dapatkan dari guru BK dan cerita tentang seorang yang mendapatkan Bidikmisi, kini aku mulai optimis dengan keyakinanku.

Dengan berjalannya waktu, ada kakak-kakak mahasiswa dari berbagai kampus datang kesekolahanku, mereka mensosialisasikan sebuah program yang tak pernah aku bayangkan yaitu BPUN Grobogan. BPUN adalah lembaga pendapingan untuk membantu siswa siswi kelas  12 SMA\SMK\MA sederajat yang memiliki niat dan tekad yang kuat untuk kuliah, namun terkendala dengan biaya (ekonomi). BPUN juga  melakukan pendampingan belajar dalam mempersiapkan peserta untuk menghadapi seleksi ke PTN atau PTS, agar nantinya peserta dapat diterima keperguruan tinggi dengan mendapat Beasiswa.
 Dengan adaya BPUN Grobogan inilah awal langkah perjuanganku untuk melanjutkan keperguruan tinggi. Dan kini telah tiba saatnnya untuk pengumuman SBMPTN, rasa ragu dan takut bercampur jadi satu. Ragu kalau aku tidak lolos SBMPTN, takut jika aku lolos SBMPTN tapi tidak keterima Bidikmisi, yang aku lakukan hanyalah berdoa dan berdoa saja, karena semua usahaku sudah aku lakukan semua. Tetapi tuhan berkata lain, tuhan tidak mengabulkan doa-doaku.

Memang dalam meraih sebuah mimpi terkadang ada hambatan. Tekadku mulai tergoyahkan saat aku mengetahui bahwa aku  tidak lolos SBMPTN, aku sangat sedih dan malu ketika aku ditanya orang tuaku, tetangga, dan teman-temanku bahwa aku tidak lolos SBMPTN. Tapi kakak-kakak BPUN Grobogan tidak membiarkanku untuk tidak kuliah, dia masih mencari informasi tentang jalur masuk melalui beasiswa diberbagai kampus-kampus, baik itu negeri maupun swasta agar yang tidak keterima lewat jalur SBMPTN masih bisa untuk kuliah, dan Alhamdulillah aku bisa keterima di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga dengan mendapatkan Bidikmisi.

Terimakasih BPUN Grobogan, terimakasih BAZNAS Grobogan, terimakasih Bidikmisi. Kini dengan adanya engkau aku bisa kuliah tanpa ada kendala ekonomi.
Giliran kalian generasi perubah bangsa. Daftarkan segera menjadi keluarga kami. Bimbingan gratis dan jembatanmu masuk perguruan tinggi. Tak ada kesia-siaan melangkah, hanya waktu yang dapat menjawab peluh kesah perjuangan.


Oleh : Arditia Widia Putra
Alumni BPUN Grobogan 2019

Buruan Daftar Dan bergabung bersama Kami di BPUN Grobogan Caranya  

DAFTAR

Share:

STORY IN BPUN GROBOGAN



Alumni BPUN Grobogan



Alumni BPUN Grobogan


Assalamualaikum wr.wb

Haiii para pejuang perguruan tinggi, apa kabar? Semoga sehat selalu ya...o ya aku mau berbagi pengalaman dikit boleh nggk? Boleh yaa,,tapi syaratnya harus baca sampai bawah, wkwk...

Perkenalkan namaku Erfita Sari, bisa dipanggil fita ataupun erfita, asal jangan panggil sayang ya...wkwk.



Aku tinggal di desa Karangrejo, kecamatan Gabus. Aku terlahir dari keluarga yang cukup sederhana. Bapak dan ibu ku hanyalah seorang petani yang tidak memiliki pekerjaan sampingan lainnya alias nganggur jika tidak ke sawah. Cukup tau kan penghasilan seorang petani dan berapa lama petani harus menunggu penghasilan itu datang? Lalu jika gagal panen, gimana kasih makan anak" nya? Tak ada cara lain selain hutang. Ya itulah yang bisa dilakukan orang tuaku supaya bisa tetap menghidupi keluarganya.

Memiliki cita" untuk berkuliah tentunya sesuatu yang lucu bagi anak seorang petani seperti aku. "Uang dari mana untuk bayar kuliah?" Begitulah cibiran pedas para tetangga ku yang pernah terlontar digendang telingaku.



"Tidak usahlah kuliah nak, setelah lulus langsung kerja aja, bayar kuliah itu mahal, banyak yang kuliah tapi jadi pengangguran". Nasehat ibuku. Ini merupakan kesekian kalinya aku menyampaikan keinginanku untuk kuliah, tapi respon yang kudapat selalu seperti itu.



Hingga akhirnya, terdengarlah kabar tentang beasiswa bidikmisi yaitu suatu beasiswa yang diperuntukkan bagi anak-anak kurang mampu namun berprestasi.



Untuk petama kalinya aku mendaftar perguruan tinggi lewat jalur SNMPTN, namun aku tidak lolos. Perasaan sedih, takut, kecewa bercampur menjadi satu. Aku sempat berpikiran untuk menghentikan semua tekadku dalam mewujudkan keinginanku, namun takdir berkata lain. Aku tidak jadi putus asa, karena unuk masuk ke perguruan tinggi masih banyak jalur lainnya. Hingga akhirnya aku mendaftar jalur SBMPTN.



Seiring menunggu tes dan pengumuman SBMPTN, aku mendaftar suatu bimbingan gratis guna mempersiapkan tes SBMPTN nantinya. Bimbingan ini bernama BPUN Grobogan yang dilakukan setelah terselesaikannya ujian nasional kelas 12. Cara masuknya pun mudah, aku hanya tinggal mendaftar di link yang sudah ada dan mengikuti prosedur tesnya. Setelah tes, pengumunan pun tiba dan aku pun lolos mengikuti bimbingan tersebut. Kemudian aku mengikuti bimbingan selama kurang lebih 1 bulan. Disini aku mendapatkan banyak manfaat yang tidak akan pernah aku lupakan.

Tapi endingnya di SBMPTN pun aku tidak lolos, aku merasa bimbingan yang aku ikuti terasa sia-sia. Tapi aku salah, dari sinilah aku bisa keluar dari permasalahan itu. Hingga akhirnya aku tetap bisa masuk perguruan tinggi.

Nah itulah sedikit cerita pengalaman pribadiku, semoga bermanfaat.

Penasaran kenapa aku bisa masuk perguruan tinggi tanpa lewat jalur SNMPTN dan SBMPTN?

Jawabannya ada di BPUN Grobogan. Terakhir dariku, aku bukan anak kota yang pandai bergaya, aku anak desa yang bercita-cita membahagiakan kedua orang tuaku, kesuksesan bukan hanya milik orang yang mampu, melainkan milik orang yang mau berjuang dan berusaha.

Wassalamualaikum wr.wb

Oleh : Erfita

Alumni BPUN Grobogan 2019

Buruan Daftar Dan bergabung bersama Kami di BPUN Grobogan Caranya  

DAFTAR

Share:

BPUN Grobogan; Memantabkan Diri Mewujudkan Mimpi




Alumni BPUN 2019
Alumni BPUN 2019

 Pagi yang sejuk di bulan Januari ini, Semarang diingatkan kembali dengan kisah kasih perjuangan seorang anak desa untuk mewujudkan mimpinya. Berangkat dari keterbatasan dan pergolakan batin

Pagi ini,  sang surya nampak malu-malu menyapa bumi. Tetesan embun yang berada di sela-sela dedaunan  menandakan bahwa semalam turun hujan. Sejauh mata memandang, hanya ada indah dan keindahan kota Semarang. Di kejauhan sana,  terdengar sayup-sayup lantunan ayat suci al-Qur’an. Sejuk dan damai benar, batin saya. Sembari mentadaburi kuasa Tuhan, saya pun mulai melangkahkan kaki mengikuti kehendak hati. Tak terasa lelehan air mata membasahi pipi.

Tiba-tiba, pikiran ini pun serasa dihempas kembali ke masa silam. Masa dimana saya diliputi rasa kekhawatiran dan kebimbangan. Perasaan yang seolah tak bisa diutarakan dengan lisan maupun tulisan. Tentang mimpi, itulah yang saya risaukan.

Kala itu, katakanlah satu tahun yang lalu, saya tengah disibukkan dengan aktivitas baru yang memang biasa dialami oleh murid kelas 12 pada umumnya. Apalagi kalau bukan ujian kelulusan beserta seluk beluknya. Semua murid nampak rajin belajar. Hal tersebut dibuktikan dengan tangan-tangan yang senantiasa memegang buku pelajaran di manapun mereka berada. Meskipun, ada juga di  antara mereka yang  tak benar-benar “belajar” dan malah guyonan, tapi yang terpenting adalah esensi mereka dalam mempersiapkan ujian. Mengenai hasil, biarlah Allah yang menentukan.

Oh ya, kenalkan saya Wahyuni Tri Ernawati asal Grobogan, tepatnya dari Dukuh Pondok, Desa Plosoharjo. Kalian boleh memanggil saya sesuai dengan apa yang kalian suka, asalkan nama itu masih menjadi bagian dari nama saya.  Namun, sedari kecil teman-teman memangil saya Yuni. Saya anak terakhir dari tiga bersaudara. Ayah dan ibu saya tentu sudah lansia, tapi dedikasi mereka tak pernah ada surutnya. Sebagai anak bungsu di keluarga, saya mempunyai peran menjaga orang tua dan lebih banyak di rumah, apalagi saya seorang perempuan. Walau mereka tidak mengatakannya secara langsung, tapi saya sangat paham betul apa yang menjadi kebutuhan mereka.


Kembali kepada kesibukan menjelang ujian. Beberapa hari belakangan ini, sekolah saya yaitu MA Shofa Marwa Toroh, tengah ramai kedatangan tamu yang spesial. Tamu tersebut bukan hanya berasal dari berbagai daerah, melainkan bermacam universitas dengan latar belakang masing-masing. Tujuan mereka tiada lain yaitu untuk mensosialisasikan PTN/PTS (Perguruan Tinggi Negeri/Swasta) sekaligus memberikan pengetahuan dan pengarahan bagaimana dapat berkesempatan kuliah disana. Di antara kakak yang menjadi tamu spesial itu, ternyata ada yang saya kenali. Bagaimana tidak? lha wong dia itu alumni sekolah saya kok hehe. Malah abnormal rasanya kalau saya sampai tidak ingat.

Dari penyuluhan yang mereka lakukan, saya jadi sedikit tahu perihal dunia kampus. Kalau tidak salah, mereka menerangkan tentang mekanisme masuk kampus, sistem pembelajaran, UKM atau organisasi yang ada di kampus, dan lain-lain. Namun,  yang paling menyita perhatian saya adalah tentang beasiswa.  Lain halnya dengan teman-teman saya yang lebih ingin tahu tentang macam-macam universitas, saya malah terpekur dengan keterdiaman. Saya membayangkan, bagaimana ya rasanya kuliah itu? Apakah seperti di tayangan TV yang biasa keluarga saya tonton?. Dengan munculnya khayalan tersebut, saya jadi ingin berkuliah, toh ada beasiswa bukan? Jadi apa yang perlu dipermasalahkan?

Ketika asyik larut dalam ketermenungan, saya pun lantas mengembalikan kesadaran diri saya, disertai tepukan pada pipi yang sebenarnya sakit hehe. Maklum, efek melamun yang tidak-tidak ya jadi begitu. Saya tahu bahwa ada jalan bagi saya untuk bisa berkuliah, tapi jika dibenturkan dengan orang tua, maka jadi panjang urusannya. Mereka pasti langsung menolak keinginan saya. Terlebih saya sadar betul, apa yang saya pikirkan tadi hanya sebatas angan semu saja. Sempat-sempatnya  saya berpikiran seperti itu, kuliah?. . (mimpi kamu Yun).

Seiring berjalannya waktu, keingininan itu pupus dan hilang bak ditelan bumi. Ia terlalu lemah, sehingga dapat dengan mudah dikalahkan oleh persepsi yang belum pasti adanya. Khayalan itu pun juga hanya sebatas khayalan yang terkubur oleh ketidakmantaban hati. Hingga pada akhirnya, mimpi yang sempat terlintas tak ubahnya “bunga tidur” di siang hari. Sampai suatu ketika, saya dikenalkan dengan lembaga yang katanya mempermudah murid kelas 12 maupun yang gap year untuk menempuh studi di Perguruan Tinggi secara percuma alias GRATIS. Lembaga tersebut bernama BPUN (Bimbingan Pasca Ujian Nasional), yang dibina oleh Bapak Wahyudi, S.Pd.I.

Sesuai dengan namanya, BPUN hadir untuk membimbing sekaligus menjembatani para murid yang telah lulus dari bangku SMA/SMK/MA/ sederajat agar dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi tanpa bayaran sepeserpun. Bekerja sama dengan BAZNAS dan Yayasan al-yahya Nusantara, BPUN selalu ada  setiap tahunnya. Awalnya, BPUN bukan hanya berlokasi di Grobogan saja, melainkan seluruh daerah di Indonesia. Namun, lambat laun hanya beberapa daerah saja yang masih berkomitmen menyelenggarakan BPUN.

Kegiatan-kegiatan BPUN yang memakan waktu kurang lebih dua minggu, tentu membutuhkan biaya yang besar. Karenanya, banyak dari daerah penyelenggara yang menghentikan atau tidak melanjutkan BPUN.

Kabar baiknya, tahun 2019, kabupaten yang saya tinggali ini masih tetap mengadakan BPUN. Antara percaya tidak percaya dan dorongan darimana, akhirnya saya memutuskan untuk ikut-ikutan daftar. Ada sekitar sembilan anak dari sekolah saya yang mendaftar BPUN dan yang lolos seleksi hanya dua orang, termasuk saya sendiri.

Anehnya, bukan bahagia yang saya rasa atas hasil ini, tapi malah bingung yang menghinggapi. “Saya kan tidak mau kuliah, lalu mengapa daftar BPUN? Apalagi saya kan tidak bisa daftar SBMPTN? ”. Kira-kira kalimat itulah yang terpikir di benak saya tatkala saya mengetahui lolos seleksi BPUN. Saya jadi merasa bahwa apa yang saya perbuat hanya suatu kesia-sian belaka, hingga saya pun memutuskan untuk keluar dari BPUN.


Namun, untuk merealisasikan rencana tersebut ternyata tak semudah yang saya kira. Para panitia BPUN seperti kak Prio Hutomo, kak Eko Santoso, dan panitia yang lain tidak menghendaki pilihan saya. Mereka malah memberikan motivasi bahwa saya pasti bisa kuliah entah melalui jalan yang mana. Mereka memotivasi dan memantabkan diri saya agar tetap melanjutkan perjuangan mewujudkan mimpi.  Saya pun didera kebimbangan dengan rasa campur aduk tak karuan. Padahal, jauh di lubuk hati terdalam, hati kecil saya seakan mengiyakan apa yang mereka ucapkan. Apa yang harus saya lakukan Tuhan? 

Perlahan, setelah memperoleh pencerahan dari kakak-kakak BPUN, sekaligus mendengar pendapat dari teman-teman, saya pun mengurungkan niat saya untuk mengundurkan diri. Dan pilihan yang saya ambil ini, ternyata berdampak besar pada hidup saya baik sekarang maupun masa depan. Bagaimana tidak? BPUN tidak sekedar menjembatani mimpi saya, tapi lebih dari itu. BPUN juga memberikan materi yang berkaitan dengan Seleksi jalur SBMPTN dan UMPTN, tips dan trik masuk kampus, Ke-Organisasian, Ke-Mahasiswaan, Kebangsaan, pembimbingan dan motivasi yang akan membentuk mental guna menjadi sosok yang berani dan berdikari. Saya menjadi tidak menyesal pernah menjadi keluarga BPUN angkatan 2019. Jadi, bagi kalian yang tengah berada di kelas 12 atau yang udah lulus ikutan gabung yuk dengan keluarga BPUN 2020 !! Tidak perlu ragu lagi, saya saja sudah membuktikan sendiri.



Pagi yang sejuk di bulan Januari ini, Semarang diingatkan kembali dengan kisah kasih perjuangan seorang anak desa untuk mewujudkan mimpinya. Berangkat dari keterbatasan dan pergolakan batin, ia berusaha agar selalu menjadi pribadi yang mantab dan semangat mencapai tujuan. Ia juga mempunyai ambisi besar bahwa ia akan menggenggam apa yang ia usaha dan do’a kan. Setelah satu tahun berlalu, kini anak itu telah berhasil kuliah di UIN Walisongo Semarang, persis seperti apa yang dahulu ia khayalkan. Ia bersyukur, Allah memudahkan jalannya dan melunakkan hati orang tuanya. Namun percayalah, ini bukan akhir, tapi baru permulaan. Anak itu (Yuni) akan selalu berjuang untuk hidup yang lebih baik lagi. Iya, saya harus berubah-membaik-menselalu. Terima kasih BPUN. Wallahu a’lam bi al-shawwab.


Oleh: Wahyuni Tri Ernawati

Alumni BPUN 2019, UIN Walisongo Semarang

Buruan Daftar Dan bergabung bersama Kami di BPUN Grobogan Caranya  
Share:

KEGIATAN SOSIALISASI BPUN GROBOGAN DI SMK PGRI KUWU

KEGIATAN SOSIALISASI BPUN GROBOGAN DI SMK PGRI KUWU
KEGIATAN SOSIALISASI BPUN GROBOGAN DI SMK PGRI KUWU

Kegiatan Sosialisasi dari Alumni BPUN Grobogan kepada adik-adik Kelas 12 SMA/SMK/MA Sederajat Mengenai Pendaftaran Online BPUN Grobogan, selain itu juga memberi Motivasi agar semangat menggapai Mimpi Meraih Perguruan Tinggi.

Tidak hanya itu Mereka juga diberi keyakinan bahwa Kuliah Tidak Harus Bayar, ada beasiswa bidikmisi ( Kuliah Gratis dan juga masih diberi Uang Saku 700 Ribu Perbulannya) dan masih banyak lagi lho . Tunggu Kami di Sekolahmu ya 

dan jangan lupa segera Daftarkan Dirimu dan Bergabung dengan Kami Di BPUN Grobogan caranya Klik Link Di Bawah ini

Daftar


Share:

SOSIALISASI DI SMK & MA AL ISLAH PULOKULON


Kegiatan Sosialisasi dari Alumni BPUN Grobogan kepada adik-adik Kelas 12 SMA/SMK/MA Sederajat Mengenai Pendaftaran Online BPUN Grobogan, selain itu juga memberi Motivasi agar semangat menggapai Mimpi Meraih Perguruan Tinggi.

Tidak hanya itu Mereka juga diberi keyakinan bahwa Kuliah Tidak Harus Bayar, ada beasiswa bidikmisi ( Kuliah Gratis dan juga masih diberi Uang Saku 700 Ribu Perbulannya) dan masih banyak lagi lho . Tunggu Kami di Sekolahmu ya 

dan jangan lupa segera Daftarkan Dirimu dan Bergabung dengan Kami Di BPUN Grobogan caranya Klik Link Di Bawah ini


Buruan Daftar Dan bergabung bersama Kami di BLUN Grobogan Caranya  


Share:

APA ITU BPUN ?

Apa itu BPUN ?
Apa itu BPUN ?

BPUN (Bimbingan Pasca Ujian Nasional) ini memiliki tujuan yaitu memberikan pendampingan dibidang akademik, penguatan soft skill dan mengantarkan sebanyak banyaknya pelajar agar
dapat melanjutkan kuliah di Perguruan Tinggi dengan beasiswa.

Share:

Wujudkan Mimpimu Melalui BPUN GROBOGAN


ALUMNI BPUN GROBOGAN
Salsa Alumni BPUN Grobogan 2019


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Hay para pejuang kampus? Gimana kabar nya?Perkenalkan nama saya, Salsa Destiani Mufidah. Kelahiran Grobogan,14 Desember 2000 Asal MA Al-Azhar Wirosari.

  Pertama saya mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menikmati bangku perkuliahan, mengenyam pendidikan S1 Program Studi Akuntansi di Universitas Stikubank Semarang. Di sini saya akan menceritakan sedikit pengalaman saya, tepatnya pengalaman 1 tahun yang lalu yang telah saya alami.

 Saya tinggal bersama ibuk dan bapak saya, bapak saya seorang kuli bangunan, ibuk saya seorang petani yang tiap hari pergi ke sawah,  Saya 3 bersaudara, adik saya masih Sekolah SMA dan SD. Sejak kelas 12 saya ingin sekalit bisa kuliah, namun apa mungkin bisa dengan kondisi ekonomi yang tergolong kelas menengah ke bawah? Sedangkan biaya kuliah itu mahal? Apa aku kerja aja?. Setelah ku pertimbangan waktu muda terlalu berharga bagiku  apabila tidak di gunakan untuk mencari ilmu, Namun pengetahuan dan pengalaman ku masih terlalu cupu untuk dunia perkuliahan. Ahh. Aku Pasti Bisa Kuliah. Saya tetap yakin Allah pasti memberikan jalan kepada hambanya yang ingin berusaha dan berdoa.

 Alhamdulillah, tepat pada bulan Februari, Aku dikenalkan yang namanya BPUN. Saat itu ada seorang mahasiswa datang ke sekolahan, mensosialisasikan mengenai BPUN Grobogan. Awalnya aku ragu, ikut BPUN Ndak ya? Masak zaman modern seperti ini ada bimbel gratis sih?  bisa kuliah gratis? Dapat uang saku pula? Beneran nggak ya? pikirku saat itu.

 Dengan semangat dan tekad ku untuk kuliah akhirnya aku pun bersama 3 temanku memutuskan mendaftar BPUN Grobogan, Mengikuti seleksi,  dan Bimbingan selama kurang lebih 1 bulan,  BPUN Grobogan Sendiri adalah Lembaga yang menjembatani anak-anak Grobogan yang mempunyai Niat dan Tekad Kuliah Yang kuat, Namun Terkendala dengan Biaya (Ekonomi). Seperti yang ku alami hehehee.

BPUN melakukan Pendampingan Belajar dalam mempersiapkan  menghadapi Seleksi Masuk Ke Perguruan Tinggi Negeri Maupun Swasta, Mendapatkan Pendampingan Akademik dari Ahlinya,Tips & Trik masuk Perguruan Tinggi Negeri Maupun Swasta dengan Beasiswa.  Bpun bukan sekedar bimbel  seperti pada umumnya ya yang hanya di kasih materi materi sbmptn. Tidak ya, di BPUN kita belajar banyak hal, Belajar saling mengenal dan memahami orang lain, saling menghargai, Selain itu kita juga di bekali dengan softskill, Kepemimpinan, Mengasah minat dan bakat, dan kita juga mendapatkan  Keluarga baru, yaitu Keluarga BPUN Grobogan.

SBMPTN dan UMPTKIN telah ku lewati, meskipun hasilnya tidak sesuai dengan harapan. Yah mungkin belum rezekiku bisa kuliah lewat jalur tersebut,  Allah pasti punya rencana yang lebih baik baik untukku, positif thinking!, Meskipun saat itu  orang tua ku sempat tidak yakin kepadaku. "Udah lah kerja aja nggk usah kuliah, ikut seleksi Ndak keterima keterima" kata orang tua ku. Namun kondisi yang ku alami saat itu tidak sedikit pun memudarkan niat dan tekad ku untuk kuliah.  

Akhirnya di BPUN aku di daftarkan di PTS yaitu Universitas Stikubank Semarang dengan beasiswa Bidikmisi. Ku bersyukur telah di pertemuan dengan BPUN Grobogan. Andai kata ku tak bertemu dengan BPUN Grobogan. Mungkin aku belum bisa merasakan bangku kuliah saat ini,  Alhamdulillah salah satu mimpiku yaitu bisa kuliah , Akhirnya bisa terwujud melalui BPUN Grobogan.

Inilah Pengalaman ku , Bagaimana dengan kalian? Yuk buat kalian yang ingin melanjutkan kuliah tapi terkendala dengan biaya. Jangan khawatir!, BPUN GROBOGAN hadir untuk mewujudkan mimpi kalian, Yuk segera join dengan kami menjadi Keluarga BPUN.

Salsa

Buruan Daftar Dan bergabung bersama Kami di BLUN Grobogan Caranya  


DAFTAR


Share:

Kegiatan Sosialisasi Pendaftaran BPUN Grobogan 2020 di SMK An Nabawi Kradenan

Kegiatan Sosialisasi Pendaftaran BPUN Grobogan 2020 di SMK An Nabawi Kradenan



Kegiatan Sosialisasi dari Alumni BPUN Grobogan kepada adik-adik Kelas 12 SMA/SMK/MA Sederajat Mengenai Pendaftaran Online BPUN Grobogan, selain itu juga memberi Motivasi agar semangat menggapai Mimpi Meraih Perguruan Tinggi.

Tidak hanya itu Mereka juga diberi keyakinan bahwa Kuliah Tidak Harus Bayar, ada beasiswa bidikmisi ( Kuliah Gratis dan juga masih diberi Uang Saku 700 Ribu Perbulannya) dan masih banyak lagi lho . Tunggu Kami di Sekolahmu ya 

dan jangan lupa segera Daftarkan Dirimu dan Bergabung dengan Kami Di BPUN Grobogan caranya Klik Link Di Bawah ini

Share:

Semangat Membara bersama BPUN

Semangat Membara bersama BPUN
Slamet Setyawan

Assalamualaikum mentemen pejuang kampus , salam semangat untuk jiwa muda yang membara . Perkenalan Namaku Slamet Setyawan tapi suka dipanggil "sulis" (jangan kaget dengan nama panggilan ku) , aku lahir tahun 2001 di sebuah desa kecil nan damai ,jauh dari terangnya lampu jalanan kota dan bisingnya aktifitas binatang besi (kendaraan) , hidup di desa terpencil lalu membuatku buta pendidikan ?


Tidak !!


Justru aku yang hidup di desa terpencil malah ingin sekali melek pendidikan , tapi sebelumnya apasih arti pendidikan ?! 


Nah membahas pendidikan aku jadi ingin berbagi kisah pengalaman ku dalam mencari arti pendidikan .


Semasa SMA kelas satu dulu aku ingin yang namanya ber-kuliah karena orang yang berkuliah adalah seseorang yang kelihatan wah !


Di desa , aku yang kelas 2 SMA ingin bekerja membantu ekonomi keluarga yang bisa di kata tidak kaya tapi cukup bahagia , dan aku yang kelas 3 malah bingung mau memilih yang mana (kuliah atau kerja) , 


Nah


Kebetulan ada sosialisasi mengenai pentingnya kuliah lalu tanpa banyak berpikir panjang aku ikut Bimbingan Pasca Ujian Nasional (BPUN) Grobogan.


Aku kira didalam BPUN itu pembelajarannya biasa-biasa saja , yang tidak seru untuk seorang pencari pengalaman seperti ku , tapi ternyata didalam tidak hanya memberikan pengetahuan mengenai bagaimana tips dan trik diterima di universitas favorit tapi juga memberikan banyak pembelajaran baik hardskill maupun softskill dan bonusnya adalah kita bisa bertemu dengan orang-orang cerdas lain dari berbagai daerah di Grobogan khususnya.


Di BPUN tidak mulu dalam pembelajaran ada juga permainan-permainan yang seru yang bakal merefresh pikiran kalian dan dalam BPUN kita diajarkan bagaimana menjalin ikatan bagaikan keluarga dan memang ikatan inilah yang membuat anggota dalam BPUN sangat peduli dengan keadaan teman-teman yang lain.


tidak hanya sebatas di BPUN saja bonusnya ternyata setelah aku kuliah di salah satu Universitas di semarang (Universitas Wahid Hasyim Semarang) banyak pembelajaran yang dulu aku dapatkan di BPUN dapat digunakan sebagai jalan keluar dalam menghadapi suatu masalah yang terjadi dalam sebuah organisasi kampus gitu !! 

Jadi apa yang di ajarkan di BPUN tidak ada satu pun yang tidak manfaat bagi kita , wah pokoknya banyak deh keseruan dan kebahagiaan yang tersaji dalam BPUN ,    Pokoknya seru deh , jadi untuk adek-adek ku gabung yuk di lembaga Bimbingan Pasca Ujian Nasional (BPUN) karena ga ada ceritanya kita menyesal kalo gabung di BPUN
Share:

Suasana Seleksi MASUK BPUN GROBOGAN Tahun 2019


























Share:

Asa Citaku Bermuara Di BPUN

Asa Citaku Bermuara Di BPUN
Aufa Nuha Ikhsani


Oleh: Aufa Nuha Ikhsani

Hallo kawan-kawanku yang tak malas membaca!
Bolehlah aku berbagi sedikit?

Aufa Nuha ikhsani, iya itulah namanya. Anak desa yang memiliki cita-cita tinggi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Itupun suatu hal mustahil untuk diwujudkannya. Orang tua yang hanya buruh tani, kerja kesana kemari hanya cukup untuk makan anak istri. Mimpi ingin kuliah di Universitas Negeri. Yang biayanya mahal untuk dijangkau jari-jemari.

Notabanenya pun pondok pesantren, dunia luar ia tak tahu-menahu. Kembali berkecambung dengan pondok pesantren, itu yang mengelinang di otaknya dulu. Sebab dia ingin kuliah tapi tak tahu apa-apa tentang dunia perkuliahan.

Kenallah dia dengan BPUN (Bimbingan Pasca Ujian Nasional). BPUN mengajarkanya banyak hal dunia perkuliahan. Sebulan penuh ia di karantinakan, diajarkan menerima layaknya pondok salafiyahan. Makan senampan tak mengapa asal kebersamaan.

Sebulan penuh pula ia diajarkan materi SBMPTN. Makanan pokok utama untuk persiapan hadapi UTBK 2019. Yang di sekolah pun ia tak tahu apa itu SBMPTN, tapi di BPUN semua dijabarkan secara rinci dan memahamkan.

Iya itulah, satu bulan yang melelahkan otak dan menentramkan untuk jiwa kami para tahanan karantina yang bermimpi untuk kuliah di PTN favorit. Berlelahlah untuk masa depan cerah. Prinsip yang selalu ia pegang teguh. Tak mau habiskan masa muda hanya berpangku tangan menunggu keajaiban yang tak kunjung datang.

UTBK yang ditakutkan akhirnya datang masanya. Berusaha semaksimal untuk mendapatkan nilai terbaik, agar bisa mendaftar di UNNES. Tapi sayang, nilainya masih rata-rata kemampuan. Bersaingan dengan mereka yang hebat di luaran sana mengandalkan suatu keajaiban.

BPUN lah yang membimbing untuk memilih PTN yang mencakupi dengan nilai yang semampang. Ia putuskan untuk mendaftar di UNNES jurusan Geografi murni. Iya begitulah kalau berbicara jodoh. Ia gagal menembus UNNES.

Pupus sudahlah harapannya untuk kuliah. Gagal SBM suatu hal yang mengerikan. Pukulan telak untuk dia yang berjuang mati-matian. Tapi BPUN tak berhenti sampai di SBMPTN. BPUN juga membantu kami yang gagal. Dicarikannya jalur mandiri di PTN tujuan mereka.

Alhasil ia pun masih bisa masuk di IAIN Salatiga lewat jalur undangan. Iyah, suatu nikmat yang tak pernah disangkanya. Makasih BPUN.

Pengalaman yang menyenangkan bukan? So? Darimana lagi dia bisa dapat bimbingan gratis kalau bukan di BPUN, memang banyak bimbingan yang menjanjikan. Tapi bukankah semua itu prabayar? Mengocek uang dalam-dalam untuk mendapatkan.


Share:

Pengalaman Sekali seumur hidup di BPUN

Pengalaman Sekali seumur hidup di BPUN
Reza Listyorini

Halo semua~ Asalamualaikum warrahmatulllahi wabarakatuh


Kali ini aku mau share pengalamanku sekali seumur hidup mengikuti SBMPTN, satu-satunya ujian yang rasa takutnya sampai pengen menenggelamkan diri di empang lele. Iya, semenakutkan itu jadi balik kanan pengen nikah aja ga'si ehe canda.

Warning : postingan panjang, silahkan beli popcorn dan teh gelas dulu. *eh

Oke sebelumnya Aku akan memperkenalkan diri  terlebih dahulu dan bagaimana awal pertemuan manisku dengan BPUN*ceileh. Jadi, perkenalkan Aku Reza, seorang mahasiswi yang akan memasuki semester 2 di salah satu Perguruan Tinggi Swasta di bawah naungan Kementrian Kesehatan yang terletak di Surakarta. Disini Reza bakal cerita bagaimana akhirnya BPUN  membawa Reza berkuliah tanpa mengeluarkan biaya.

"BPUN, for me, is a treasure.. Dulu, belajar itu absolutely dull.. But now, I’d learn everything asal di BPUN...

Buat seorang yang berniat banting setir dari IPA ke IPS dan sebaliknya, pasti banyak banget materi yang harus dikuasai, semuanya harus dari 0. Apalagi untuk anak SMK yang materinya jauh banget berbeda dengan materi anak SMA yang di ujikan di UTBK, pastilah kalian harus balik kanan segera belajar. Ditambah rentang waktu menuju UTBK kurang dari 3 bulan lagi.. Everything just seems out of reach..

Boleh kita flashback ke sekitar 1 tahun yang lalu, Reza sama seperti kalian Pejuang PTN yang saat ini sedang struggling-strugglingnya.Ya Reza ingat betul pada saat itu, Saat dimana keresahan mengenai cara belajar, Tips & Trick masuk PTN impian, strategi mengerjakan soal dan yang lainnya. Hingga pada akhirnya bertemulah dengan BPUN Tercinta. Sorry agak lebay, But this real life.

Pertama-tama Alkhamdulillahirabbilalaamiin Reza ucapkan syukur kepada Allah swt dan junjungan nabi kita Nabi Muhammad saw juga buat BPUN serta para mentor yang sudah berhasil mengantar Reza untuk bisa berkuliah tanpa mengeluarkan biaya, Alhamdulillah sekali bukan. But wait, tidak semudah makan pisang telen kemudian kenyang ya hehe.. Perjalanan reza terasa meaningful, insightful dan tentunya impactful buat kehidupan secara personal. Jadi di BPUN Reza ga hanya diajari banyak materi tentang UTBK, tapi diajarin untuk yang namanya berpikir kritis sekritis-kritisnya. Reza mulai melihat sesuatu materi yang baru ga hanya sekadar ‘yaudah materi buat ujian’, tapi juga melihat itu sebagai suatu konsep yang saling terkait satu sama lain. Melalui BPUN, Reza juga mulai terbuka dengan buku-buku keren tentang science, self improvement dan masih banyak lagi tentunya. Hampir satu bulan berlalu dan Reza sangat-sangat merasakan dampaknya waktu ngerjain UTBK bahkan Yang lainnya pula. UTBK tahun ini memang mengasah yang namanya konsep (ga sekadar hapal rumus, masukin, ketemu!). Dan di sinilah BPUN berperan besar tentunya.

Temen-temen pasti mau lah tinggal bersama orang-orang yang memiliki satu tujuan. Setiap hari bertemu, makan bersama, berjuang bersama dan yang paling seru belajar bersama, Dimana kita dapat saling bertukar pikiran hingga memahami bersama. Mau tidur lihat teman seperjuangan eh bangun tidur lihat pula, Seru kan ya.. Tentunya!

Keseruan lainnya , Dalam karantina BPUN itu bukan hanya melulu soal belajar untuk UTBK, belajar, belajar dan belajar Non-stop pokoknya. Tidak-tidak, Jadi di BPUN nanti teman-teman akan merasakan belajar bersama teman seperjuangan PTN Impian, Tryout UTBK tiap minggunya, Tips & Trick, Pengenalan Dunia kampus serta tidak lupa dengan waktu bermain. Nahkan dengan begitu otak kita tidak akan terdistrack dengan horornya soal UTBK.

Jadi bayangin aja saat kita dirumah kita malas belajar semangat kita down dalam perjuangan peraihan mimpi ini peraihan PTN Impian, yaudah kita ga belajar but disini nih salah satu bedanya kalo di BPUN. saat kita berada pada titik dimana kita malas belajar, Down dan lainnya Lingkungan BPUN jadi moodbooster dalam belajar, dan pada akhirnya Semangat lagi deh yeay

Tidak hanya itu, masih banyak lagi deh keseruan yang akan temen-temen dapat jika bergabung dalam lembaga BPUN ini, So tunggu apalagi segeralah daftarkan diri kalian!!



Oiya,Sedikit tips nih buat kalian yang mau struggling dengan jalan belajar sendiri, Reza rekomendasiin BPUN buat kalian! Penulis alamin sendiri!

Meski Reza ngga masuk dalam kampus serta jurusan yang menjadi tujuan reza di awal, Reza Fine.Its ok

Reza tahu Allah telah memberikan nikmat yang reza harapkan dalam jurusan yang menjadi impian dalam bentuk yang berbeda bahkan mungkin bisa jadi nikmat yang sekarang ialah nikmat yang Allah beri lebih dari apa yang Reza harapkan di kampus dengan jurusan yang bukan menjadi rezeki pada sebelumnya. I feel so



Point of opinion, secape-capenya kalian, kalian harus tetep semangat dan pantang nyerah buat dapetin universitas impian kalian. Bosen, sakit, cape, air mata, emosi.. Itu semua wajar kok! Keep the faith, it will be worth it at the end! GOOD LUCK siblings BPUN-ku!“(Reza)

Share:

MEET UP KELUARGA BPUN GROBOGAN PERTAMA


MEET UP KELUARGA BPUN GROBOGAN
MEET UP KELUARGA BPUN GROBOGAN

KOMAB Pererat Kekeluargaan BPUN Grobogan

Grobogan, KabarBPUN- BPUN mengadakan meet up untuk mengumpulkan kembali para alumni BPUN. Tidak semata untuk temu kangen, acara tersebut juga membahas bagaimana keberlangsungan BPUN Grobogan selanjutnya. Membahas Koperasi Mahasiswa BPUN (KOMAB), ketua angkatan, dan baju korsa BPUN 2019.

Jum’at, 27/12/2019, Acara tersebut dilaksanakan di Yayasan Al Yahya Nusantara ( Basecamp BPUN Grobogan), Lor Wates, Asemrudung ini dilanda hujan lebat. Dimana lokasi yang berada di tengah-tengah sawah membuat para peserta dan panitia khawatir akan hal ini. Alhamdulillah antusiasme peserta begitu banyak, lebih dari 80% alumni bisa hadir meskipun saat itu hujan sedang turun dengan derasnya.

Setelah sholat magrib, acara dibuka dengan mengaji terlebih dahulu. Dilanjut dengan makan bersama untuk mengenang masa karantina dulu. Selesai makan, acara pembukaan dimulai.

“Tujuan koperasi ini bukan hanya soal finansial, tapi lebih utama untuk mempererat kekeluargaan kalian. Agar  BPUN tidak hanya terdengar saat karantina masuk Perguruan Tinggi, tapi juga masih terjalin Tali Persaudaraan yang kuat walau kalian sudah berjauhan” ujar Manager Kota BPUN 2019, Prio Hutomo dalam pembukaan pengukuhan KOPMAB.

Guna memudahkan koordinasi antar para alumni dengan pengelola lembaga BPUN Grobogan dibentuklah ketua angkatan. Setelah dilakukan musyawarah per wilayah, M. Ali Ma’sum terpilih menjadi ketua. Fungsi ketua disini sebagai jembatan rayon-rayon KOMAB yang tersebar di beberapa wilayah  (rayon Semarang, rayon Salatiga, dan rayon Jawa Timur, Solo-Jogja dan juga Rayon Jabar).

Acara ini berlangsung selama 2 hari. Hari kedua acara dilanjut dengan Bakti Sosial untuk memindahkan pasir di Yayasan Al Yahya guna menutupi jalan agar tidak terlalu becek dikarenakan genangan air hujan kemarin malam. Dilanjut dengan pembahasan baju korsa BPUN Grobogan 2019 dan pembahasan sosialisasi untuk BPUN 2020. Penutupan dilanjutkan dengan sesi foto bersama. (red/Aufa).
                                                                                                       

Share:

Followers

Popular Posts

Powered by Blogger.

Contributors

Recent Posts