BPUN GROBOGAN

Lembaga Pendampingan Belajar Pasca Ujian Nasional, untuk anakanak kelas 12 SMK/SMA/MA Sederajat yang memiliki niat dan tekad yang kuat untuk kuliah dengan beasiswa,

300 Pejuang mimpi Bersaing Menggapai Cita-cita bersama BPUN GROBOGAN

Seleksi Masuk BPUN Grobogan Tahun 2020

Kegiatan Seleksi Masuk BPUN (Bimbingan Pasca Ujian Nasional) Kabupaten Grobogan 2020 yang diadakan pada hari Minggu Tanggal 8 Maret 2020, yang diikuti oleh sekitar 300 Peserta, yang tersebar dari seluruh Kecamatan Di wilayah Kabupaten Grobogan


Acara ini dihadiri oleh, BAZNAS Kabupaten Grobogan yang diwakili oleh Bapak Ari Widodo S.Pd  ,Kementrian Agama Kabupaten Grobogan yang diwakili oleh Bapak Ali Muhtarom, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan Bapak. Amin Hidayat, SPd,MM , Serta Ketua Yayasan Al Yahya Nusantara.

Melalui BPUN cita - cita dan keinginan pelajar untuk belajar di perguruan tinggi negeri (PTN) dapat terwujud. Mengingat hal itu sebanyak 300 pelajar Grobogan ikuti seleksi Bimbingan Pasca Ujian Nasional (BPUN) di gedung Riptaloka Setda Grobogan, (8/3) lalu.

"Dari 300 peserta yang mengikuti test, akan diambil sebanyak 70 peserta, dan  bimbingan akan dilaksanakan di Yayasan Al Yahya Nusantara Geyer Grobogan," ucap Ketua Pelaksana BPUN Grobogan Priyo Hutomo.

Pembina BPUN Grobogan, Wahyudi berpesan, BPUN merupakan salah satu wadah gemblengan awal menuju insan berilmu. "Jangan biarkan diri kita miskin ilmu, kejar impianmu," tegas Ketua Yayasan Al Yahya Nusantara tersebut.


Wakili Bupati, Kadin Pendidikan Grobogan Amin Hidayat Spd, MM, memaparkan, saat ini Pemkab Grobogan fokus dalam pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) untuk menghadapi arus perkembangan zaman.


Foto bersama Para Tamu undangan bersama seluruh peserta


Kegiatan seleksi ini dilanjutkan dengan Ujian Tertulis yang terdiri dari Soal TKA dan TPS, Serta terbagi menjadi 2 Bagian yaitu SOSHUM(IPS) DAN SAINTEK(IPA) Ujian tertulis selesai sekitar pukul 15.00 WIB.(9/3,P)

http://www.reportaseonline.com/2020/03/300-pelajar-grobogan-perjuangkan-impian.html




Share:

MENEMBUS BATAS ASA



ALUMNI BPUN GROBOGAN



 Ir. Soekarno  pernah mengatakan tentang JAS MERAH (jangan sampai melupakan sejarah). Kata-kata yang sudah tak asing bagi semua orang. Sejarah merupakan instrument dinamika dalam diri individu seseorang ataupun dalam masyarakat, yakni merupakan sebuah proses terbentuknya jatidiri seseorang entah itu aku, kamu, kita, mereka dan teruntuk semua manusia yang masing-masing meyandang status sosialnya.
Sebagai manusia tentunya tak luput dari segala Hasrat dan keinginan  dalam memenuhi kebutuhan hidup yang semakin memaksa kita untuk bergerak, berusaha dalam mencapainya. Kata pepatah “ Banyak Jalan Menuju rumah” mungkin hal ini sama jika kita manifestasikan dalam upaya mencapai keinginan atau cita-cita seseorang. Artinya , banyak cara menuju kesuksesan, sukses dalam mencapai keinginan yang dicita-citakan. Tentunya dengan kerja keras untuk hal itu.
Kerja keras dan kesuksesan adalah relatif bagi semua orang, ada yang berpendapat sukses berupa kekayaan materi ataupun sukses berupa kekayaan intelektual. Tetapi menurut saya  untuk mencakup kedua hal tersebut perlunya sebuah komponen utama layaknya CPU pada computer, yakni Pendidikan, sebagai motor penggerak perubahan. Di era saat ini Pendidikan semakin lama semakin maju, ditambah kemajuan teknologi yang tak bisa dihindari oleh kita.  Tetapi tak luput juga akan masalah yang tak ada habisnya, apalagi di negara berkembang seperti Indonesia ini. Factor ekonomi menjadi masalah krusial saat ini untuk menempuh Pendidikan tinggi. Hal itu dirasakan oleh para kelas menegah ke bawah (Petani, buruh tani, nelayan, dsb) termasuk saya dengan keluarga yang apa adanya.
Sedikit pengantar dari saya, saya Deni Indarto, pemuda desa yang kini sedang mengenyam Pendidikan S1 di tanah sebrang, yakni Madura. Mungkin beberapa pertanyaan sama sudah terlontarkan untuk saya mengapa harus Madura, yang terpenting ini adalah pilihan rasional saya dan tak perlu Panjang lebar saya bercerita. Berasal dari keluarga dengan ekonomi dibawah kelas menengah, tentu tak membuat saya jengah.
Berbicara soal mengenyam pendidikan tinggi, mungkin perspektif masyarakat tentang hal itu adalah biaya yang diluar kemampuan finansial mereka alias mahal, terutama masyarakat desa dilingkungan saya. Hal ini dikarenakan kurangnya informasi yang mereka dapat mengenai dunia luar, terutama studi Pendidikan tinggi yang mana terdapat program beasiswa di dalamnya. Saya adalah salah satu diantara ribuan mahasiswa yang mendapatkan beasiswa. Hal ini terkadang membuat saya berfikir tentang masa SMA saya yang mungkin dapatkan dikatakan sebagai cah goblok sebagaimana ujar orang tua saya, belajarpun hanya saat disuruh orang tua dan mungkin juga bisa  disebut siswa apatis,  tak menyangka sampai pada titik saat ini yang berawal dari ketidaktahuan atau dapat dikatakan kekolotan akan ilmu pengetahuan.
Di Universitas Trunojoyo Madura saya diterima dengan beasiswa , dengan usaha dan do’a saya bisa sampai di kampus yang terletak di tanah garam ini. Awal mula tak menyangka hingga sampai saat ini, mungkin garis takdir yang sudah dikehendaki-Nya yang mengantarkan saya sampai pada titik ini. Foto saya diatas adalah ibarat sebuah titik kecil di dalam kertas putih yang mana kita bebas menggambarnya.
Tentu semua cerita ini tak hanya omong kosong dan tak instan, adapun suatu proses. Apakah itu? Sebuah wadah saya berproses yang bernama BPUN atau Bimbingan Pasca Ujian Nasional. Berawal dari seorang Mahasiswa yang datang jauh-jauh menghampiri saya bersama rekan sejawat untuk berdiskusi mengenai jalur masuk perguruan tinggi yang saat itu jauh dari angan-angan saya. Setelah berbicara Panjang lebar mahasiswa  yang akrab dipanggil dengan sebutan mas Eko itu mengenalkan apa itu BPUN dan tujuannya. Saya pun hanya sekedar mengangguk sebagai bentuk respon terhadapanya pada waktu itu hingga sampai pada saya mencoba mengikuti BPUN ini.
BPUN merupakan suatu bentuk implementasi kepedulian terhadap dunia Pendidikan, terutama bagi mereka yang kurang mampu dalam segi ekonomi yang menjadi sasaran utama. Adapun Pendidikan karakter, motivasi, beserta trik dan tips untuk menggapai kampus impian terdapat  di dalamnya. Sampai saat ini sudah ratusan alumni yang tersebar dari berbagai penjuru kampus di Indonesia.  Jika masih belum percaya mengenai kesahihan bukti yang ada, kita bisa bersua dan biarkan saya bercerita tentang apa itu BPUN dan segala pengalaman yang luar biasa. So, tunggu apa lagi mari bergabung di BPUN.

Oleh : Deni Indarto


Share:

SOSIALISASI BPUN GROBOGAN KE SEKOLAH-SEKOLAH DI KECAMATAN TAWANGHARJO




Sosialisasi di MA Sunniyah Selo
SOSIALISASI BPUN GROBOGAN
Sosialisasi di SMA Muhammadiyah Tawangharjo

Sosialisasi Di MA Nuril Huda Tarub


        Senin, 3 Februari 2020. Tim sosialisasi BPUN Grobogan mendatangi  sekolah-sekolah menengah atas sederajat di Kecamatan Tawangharjo untuk bersosialisai. Terdiri dari 17 personil para alumni BPUN Grobogan lintas Angkatan ini mengunjungi sekolah yang ada di Kecamatan Tawangharjo. Sekolah yang disosialisasikan oleh para Alumni BPUN Grobogan diantaranya MA Sunniyah Selo, Ma Nuril Huda Tarub, dan SMA Muhammadiyah Tawangharjo.

           Sosialisasi ini disambut hangat oleh pihak masing-masing sekolah, ditambah antusias para siswa kelas 12 yang membuat Tim Sosialisasi BPUN Grobogan semakin bersemangat. Sebelumnya dari sekolah-sekolah tersebut sudah terdapat alumni-alumni dari sekolah-sekolah ini yang mengikuti BPUN Grobogan dan berhasil lolos ke perguruan tinggi negeri maupun swasta dengan beasiswa. Selain itu para alumni sekolah masing-masing yang pernah mengikuti BPUN Grobogan memberikan motivasi kepada adik-adik kelas mereka mengenai pentingnya melanjutkan Pendidikan ataupun pengalaman mereka selama berproses di BPUN Grobogan, sehingga diharapkan para siswa kelas 12 ini nantinya bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dengan berdasarkan minat dan bakat mereka masing-masing.




Share:

KEYAKINAN DAPAT MENGALAHKAN SEGALANYA





Assalamualaikum wr.wb.
Ketika terbit tiba
Ribuan cinta jadi satu
Jadi semangat
Tuk kutempuh jalan baru
Kilau cahaya
Menghapus berbagai sendu
Tercapai cita
Sebuah perjuangan yang telah lalu
Hiasan bahagia
Timbul sedikit haru
Serta doa yang kupanjatkan untuk-Nya
Mengingatku tuk bersyukur selalu

Aku Arditia Widia Putra, teman-teman memanggilku putra. Mahasiswa Falkutas Syariah Prodi S1 Hukum Keluarga Islam di IAIN Salatiga. Syukur tak henti kucurahkan. Impian yang dulu hanya angan, kini terpampang dengan jadinya mahasiswa di kampus impian. lebih-lebih mendapatkan Bidikmisi, dan ini adalah sepenggal kisahku sebelum masuk kuliah dan mendapatkan Bidikmisi.

kelas tiga Madrasah Aliyah. Saat kebingungan melanda mau kemana. Kerja atau mengejar cita-cita. Keluarga yang hanya mampu mengenyam pendidikan sekolah dasar sederajat, sementara anaknya bercita-cita setinggi gunung di awan sana. Sukar di otak bukan? 

Aku hanyalah seorang anak desa, bapakku bekerja sebagai petani, dan ibuku seorang ibu rumah tangga. Penghasilan yang mereka dapatkan tak seberapa, hanya cukup untuk makan sehari-hari dan terkadang buat kebutuhan sehari-haripun masih kurang. Tahun itu adalah masa-masa sulit bagiku, keluargaku, keadaan keluargaku juga mulai berubah, masalah silih berganti. Gali lubang tutup lubang menjadi kebiasaan keluargaku. 

Biaya sekolahku sering tersendat bahkan setelah lulus sekolahpun aku masih punya tagihan SPP selama 1 setengah tahun, sampai-sampai ijazah MA ku pun masih ditahan di sekolah. Hal itulah yang menguras mentalku, aku takut bercita-cita tinggi, apalagi berfikir untuk kuliah, apakah aku bisa, sedangkan keadaan ekonomi keluargaku bisa dikatakan masih kurang.

Namun tekadku mulai berubah semenjak aku mendengar guru BK sering bercerita tentang perjuangan beliau untuk kuliah dan berbicara tentang beasiswa di dunia perkuliahan. Aku berfikir lebih rasional, kalau aku tidak kuliah aku mau kerja apa? Apakah orang tuaku bisa bangga padaku? Apakaah aku bisa menggapai cita-citaku dengan lulusan MA? Pertanyaan demi pertanyaan kini mulai muncul.

Dan saat itulah aku mulai aktif berkomunikasi dengan guru BK di sekolahku. Aku sering menanyakan bagaimana cara mendaftar kuliah dan mendapatkan beasiswa. Dari semua informasi yang aku dapatkan dari guru BK dan cerita tentang seorang yang mendapatkan Bidikmisi, kini aku mulai optimis dengan keyakinanku.

Dengan berjalannya waktu, ada kakak-kakak mahasiswa dari berbagai kampus datang kesekolahanku, mereka mensosialisasikan sebuah program yang tak pernah aku bayangkan yaitu BPUN Grobogan. BPUN adalah lembaga pendapingan untuk membantu siswa siswi kelas  12 SMA\SMK\MA sederajat yang memiliki niat dan tekad yang kuat untuk kuliah, namun terkendala dengan biaya (ekonomi). BPUN juga  melakukan pendampingan belajar dalam mempersiapkan peserta untuk menghadapi seleksi ke PTN atau PTS, agar nantinya peserta dapat diterima keperguruan tinggi dengan mendapat Beasiswa.
 Dengan adaya BPUN Grobogan inilah awal langkah perjuanganku untuk melanjutkan keperguruan tinggi. Dan kini telah tiba saatnnya untuk pengumuman SBMPTN, rasa ragu dan takut bercampur jadi satu. Ragu kalau aku tidak lolos SBMPTN, takut jika aku lolos SBMPTN tapi tidak keterima Bidikmisi, yang aku lakukan hanyalah berdoa dan berdoa saja, karena semua usahaku sudah aku lakukan semua. Tetapi tuhan berkata lain, tuhan tidak mengabulkan doa-doaku.

Memang dalam meraih sebuah mimpi terkadang ada hambatan. Tekadku mulai tergoyahkan saat aku mengetahui bahwa aku  tidak lolos SBMPTN, aku sangat sedih dan malu ketika aku ditanya orang tuaku, tetangga, dan teman-temanku bahwa aku tidak lolos SBMPTN. Tapi kakak-kakak BPUN Grobogan tidak membiarkanku untuk tidak kuliah, dia masih mencari informasi tentang jalur masuk melalui beasiswa diberbagai kampus-kampus, baik itu negeri maupun swasta agar yang tidak keterima lewat jalur SBMPTN masih bisa untuk kuliah, dan Alhamdulillah aku bisa keterima di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga dengan mendapatkan Bidikmisi.

Terimakasih BPUN Grobogan, terimakasih BAZNAS Grobogan, terimakasih Bidikmisi. Kini dengan adanya engkau aku bisa kuliah tanpa ada kendala ekonomi.
Giliran kalian generasi perubah bangsa. Daftarkan segera menjadi keluarga kami. Bimbingan gratis dan jembatanmu masuk perguruan tinggi. Tak ada kesia-siaan melangkah, hanya waktu yang dapat menjawab peluh kesah perjuangan.


Oleh : Arditia Widia Putra
Alumni BPUN Grobogan 2019

Buruan Daftar Dan bergabung bersama Kami di BPUN Grobogan Caranya  

DAFTAR

Share:

STORY IN BPUN GROBOGAN



Alumni BPUN Grobogan



Alumni BPUN Grobogan


Assalamualaikum wr.wb

Haiii para pejuang perguruan tinggi, apa kabar? Semoga sehat selalu ya...o ya aku mau berbagi pengalaman dikit boleh nggk? Boleh yaa,,tapi syaratnya harus baca sampai bawah, wkwk...

Perkenalkan namaku Erfita Sari, bisa dipanggil fita ataupun erfita, asal jangan panggil sayang ya...wkwk.



Aku tinggal di desa Karangrejo, kecamatan Gabus. Aku terlahir dari keluarga yang cukup sederhana. Bapak dan ibu ku hanyalah seorang petani yang tidak memiliki pekerjaan sampingan lainnya alias nganggur jika tidak ke sawah. Cukup tau kan penghasilan seorang petani dan berapa lama petani harus menunggu penghasilan itu datang? Lalu jika gagal panen, gimana kasih makan anak" nya? Tak ada cara lain selain hutang. Ya itulah yang bisa dilakukan orang tuaku supaya bisa tetap menghidupi keluarganya.

Memiliki cita" untuk berkuliah tentunya sesuatu yang lucu bagi anak seorang petani seperti aku. "Uang dari mana untuk bayar kuliah?" Begitulah cibiran pedas para tetangga ku yang pernah terlontar digendang telingaku.



"Tidak usahlah kuliah nak, setelah lulus langsung kerja aja, bayar kuliah itu mahal, banyak yang kuliah tapi jadi pengangguran". Nasehat ibuku. Ini merupakan kesekian kalinya aku menyampaikan keinginanku untuk kuliah, tapi respon yang kudapat selalu seperti itu.



Hingga akhirnya, terdengarlah kabar tentang beasiswa bidikmisi yaitu suatu beasiswa yang diperuntukkan bagi anak-anak kurang mampu namun berprestasi.



Untuk petama kalinya aku mendaftar perguruan tinggi lewat jalur SNMPTN, namun aku tidak lolos. Perasaan sedih, takut, kecewa bercampur menjadi satu. Aku sempat berpikiran untuk menghentikan semua tekadku dalam mewujudkan keinginanku, namun takdir berkata lain. Aku tidak jadi putus asa, karena unuk masuk ke perguruan tinggi masih banyak jalur lainnya. Hingga akhirnya aku mendaftar jalur SBMPTN.



Seiring menunggu tes dan pengumuman SBMPTN, aku mendaftar suatu bimbingan gratis guna mempersiapkan tes SBMPTN nantinya. Bimbingan ini bernama BPUN Grobogan yang dilakukan setelah terselesaikannya ujian nasional kelas 12. Cara masuknya pun mudah, aku hanya tinggal mendaftar di link yang sudah ada dan mengikuti prosedur tesnya. Setelah tes, pengumunan pun tiba dan aku pun lolos mengikuti bimbingan tersebut. Kemudian aku mengikuti bimbingan selama kurang lebih 1 bulan. Disini aku mendapatkan banyak manfaat yang tidak akan pernah aku lupakan.

Tapi endingnya di SBMPTN pun aku tidak lolos, aku merasa bimbingan yang aku ikuti terasa sia-sia. Tapi aku salah, dari sinilah aku bisa keluar dari permasalahan itu. Hingga akhirnya aku tetap bisa masuk perguruan tinggi.

Nah itulah sedikit cerita pengalaman pribadiku, semoga bermanfaat.

Penasaran kenapa aku bisa masuk perguruan tinggi tanpa lewat jalur SNMPTN dan SBMPTN?

Jawabannya ada di BPUN Grobogan. Terakhir dariku, aku bukan anak kota yang pandai bergaya, aku anak desa yang bercita-cita membahagiakan kedua orang tuaku, kesuksesan bukan hanya milik orang yang mampu, melainkan milik orang yang mau berjuang dan berusaha.

Wassalamualaikum wr.wb

Oleh : Erfita

Alumni BPUN Grobogan 2019

Buruan Daftar Dan bergabung bersama Kami di BPUN Grobogan Caranya  

DAFTAR

Share:

Followers

Popular Posts

Powered by Blogger.

Contributors

Recent Posts